ilustrasi |
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut pembangunan Palu baru diperlukan mengingat rehabilitasi di lokasi sebelumnya tak memungkinkan dilakukan.
"Ada gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi. Jadi, tak mungkin dibangun di tempat semula. Sehingga, kami mau bangun Palu baru. Kami harus bangun master plan baru," terang dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (15/10).
Basuki melanjutkan rancangan dibentuk dengan memperhatikan patahan serta histori gempa di Palu selama ini. Pembentukan bakal melibatkan deputi regional Bappenas, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, BMKG, dan Badan Geologi.
Pemerintah juga menggandeng tim ahli dari Jepang guna meneliti komposisi, serta struktur bumi. Beberapa daerah menjadi opsi lokasi Palu baru, seperti Duyu, Tondo, dan Pembewe.
Para kementerian dan lembaga terkait disebut sudah bekerja di lapangan memeriksa geologi. Hasil pemantauan disebut akan dilaporkan kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam dua minggu ini agar segera dirapatkan dengan pemerintah daerah.
"Ini harus segera selesai. 2019 mulai kami bangun ke 2020, insyaallah semuanya akan dan harus selesai semua berdasarkan master plan baru," tuturnya.
Meski belum mengetahui pasti, Basuki memperkirakan pembangunan Palu baru membutuhkan sekitar Rp5 triliun-Rp6 triliun. Rancangan pembangunan ditargetkan selesai tahun ini.
Sebelum Palu baru dibangun, masyarakat akan direlokasi ke sekitar 1.200 hunian sementara (huntara) yang dilengkapi dengan MCK (Mandi Cuci Kakus), dapur umum, dan kebutuhan hidup lainnya. Satu huntara bisa menampung 10 keluarga. (sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar